Akibat game online, Indonesia mengalami kerugian finansial!
Pada dasarnya, Esports telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, di tahun 2019 cukup banyak turnamen esports yang terjadi.
Namun, perkembangan esports sepertinya memiliki masalah yang cukup serius. Pasalnya, beberapa game seperti PUBG dan Mobile Legends menimbulkan kerugian finansial. Dari mana? Simak penjelasannya di bawah ini.
Menyebabkan Indonesia mengalami kerugian dari game seperti PUBG dan Mobile Legends
Menurut laporan CNBC Indonesia, game seperti PUBG dan Mobile Legends yang dibuat oleh developer asing tersebut menimbulkan kerugian yang cukup besar di Indonesia.
Pasalnya, game-game di atas memiliki sistem in-game purchase seperti item, hero atau semacamnya. Hasil dari pembelian game tersebut rupanya masuk ke dompet pabrikan.
Baca Juga: Hasil Group Stage GESC Indonesia: Jalan Mulus untuk EG dan VGJ.Thunder
Jika hal ini terus berlanjut, maka akan mempengaruhi neraca pembayaran Indonesia. Pada tahun 2018 saja, defisit NPI mencapai $7,1 miliar. Tentu saja, itu mengkhawatirkan karena pada tahun 2017 kita mengalami surplus sekitar $11,6 miliar.
Bahkan, menurut Newzoo, Indonesia berhasil meraup pendapatan sekitar Rp 11 triliun pada 2017, menjadikan negara itu pasar terbesar ke-16 di industri game.
Indonesia diyakini akan segera memiliki developer lokal sendiri
Lokapala 1
Menurut Mirza Adityaswara, mantan Gubernur Bank Indonesia, masalah ini bisa diselesaikan jika developer lokal membuat game sendiri.
Pasalnya, game buatan lokal mendatangkan devisa negara yang tidak sedikit.
Mungkin game buatan lokal sudah ada, dan semoga nantinya game buatan Indonesia lebih dikenal dan merebut pangsa pasar yang lebih besar. Sekarang kami tidak menghitung kontribusinya.”
Mirza Adityaswara
Selain itu, lanjut Mirza, NPI tidak terlihat di dalam game. Ini adalah masalah serius bagi pendapatan Indonesia.
Ketika kita bermain game itu tidak muncul di NPI? Sekarang tidak seperti itu. Namun yang pasti, uang Indonesia semakin terkuras habis. Mungkin setengah dolar, tapi saat ada dua juta orang yang bermain, game itu tidak menjadi masalah.”
Referensi :